Pencarian

11 December 2008

Tetanggaku, seorang Lady Escort & Spionase Jerman

Rambut ikal legam, kulit putih susu khas Eropa membalut tubuh sintal wanita muda yang pada Perang Dunia I ini menjadi seorang agen mata-mata Perancis yang berhonor 1 juta Franc.
Harga diri yang sangat fantastis yang tidak mudah dia dapatkan, dia harus menampilkan tarian telanjang paduan Jawa dan Hindustan setiap malam di pentas-pentas dunia mulai dari Berlin, Paris, Milan, Madrid, dan Den Haag.

Mungkin tak banyak tokoh-tokoh indonesia sendiri yang tahu, seorang selebritis papan atas primadona pria-pria bergelar markies, hertog, baron, para perwira Eropa, serta wanita high class bergelar lady escort pernah hidup di kota kecil tempat saya berdomisili sejak kecil, tepatnya daerah Tumpang (Malang) pada tahun 1898. Setelah popularitasnya melejit, Margaretha Zelle berganti nama menjadi "Mata hari", dan pada usia 19 tahun menikah dengan seorang perwira Belanda yang tergabung pada KNIL ( Tentara HIndia Belanda ) dan menetap sementara di Jawa Timur (saat ini saya masih hunting lokasi kediamannya dahulu ).


Mata hari... seperti nama pusat kehidupan di muka bumi, namun ternyata namanya tak se-agung profesinya. Wanita yang berkode H21 ini melakukan tugas beresiko , akibatnya beribu-ribu tentara mati karena informasi rahasia yang dia berikan, hasil kerja nya "bercengkrama" diatas ranjang dengan para jenderal. Berkali-kali seorang agen inggris ( M15) curiga dengan gerak gerik dan berusaha menginterogasinya sayang hasilnya nihil. Namun, sepandai-pandai tupai melompat akhirnya kepleset juga, sampai pada tahun 1917 Agen mata-mata Perancis berhasil menangkap wanita berjulukan " The Greatest Woman Spy " ini , kemudian menghadapkannya ke ujung senapan para Legiun Macan Perancis pada tgl 15 Oktober 1917.

Keputusan pengadilan yang kontroversial atas statusnya yang menjadi agen mata-mata dan warga sipil masih menjadi perbincangan khalayak. Positifnya, dia sangat mencintai seni dan budaya Indonesia, terutama budaya Jawa sampai akhir hayatnya...

berikut ini petikan kekaguman mas Ricky Martin kepada Sang Primadona "Mata Hari " dalam lirik.

Ricky Martin - Shake your Bon Bon

You're a Mata Hari.
I wanna know your story.
In the Sahara sun I wanna be the one that's gonna come and take you,
make you shake your bon-bon, shake your bon-bon, shake your bon-bon.
Up in the Himalayas, c'mon I wanna lay ya.
We'll go around the world in a day.

02 December 2008

profesi VS kemanusiaan, sebuah dilema jurnalistik

Wanting A Meal (1993)

Seorang gadis afrika ini sedang bersusah payah menyeret tubuh tulang belulangnya ke pusat pembagian makanan, kulitnya yang diliputi pigmen hitam legam sangat eksotis terpajang di dalam foto, hasil bidikan seorang fotografer handal mas Kevin Carter.

Tak cukup itu, seekor burung bangkai berdiri tegak memandang korban incaran pengisi perutnya. Bulu hitam dan paruh kokoh menjadi pelengkap rasa artistik foto peraih Pulitzer sebagai penghargaan tertinggi bagi jurnalis. Namun sayang, mas Kevin terlalu asyik membidik, dia lebih memilih jiwa profesionalitas kerja dibanding jiwa sosial anugerah Tuhan bagi seorang manusia sepertinya. Terlambat... gadis
kecil sudan yang kelaparan ini, tak kuasa menahan laju jantungnya agar tetap berdenyut, dia tewas.. karena perang yang justru dikabarkan untuk mencari kedamaian.

Setahun kemudian, Kevin Carter terbunuh oleh rasa sesalnya, telah menjunjung profesionalisme dan mengabaikan rasa kasih sayang sesama mahkluk Tuhan. Dengan sengaja ia mengalirkan gas CO dari knalpot mobil ke dalam ruangan pribadinya.

Foto ini selalu mengingatkan akan tragedi kemanusiaan di Afrika dan tragedi dalam dunia fotografi itu sendiri, keduanya memang tidak bisa dipisahkan.

mana yang harus dipilih, profesionalisme vs kemanusiaan ??

 

Jenk Dhetea Template by Ipietoon Cute Blog Design