Pencarian

30 December 2015

Kalau Kamu Tidak Tahu, Bertanya Dong....

Bertanya itu mudah, tapi kadang-kadang orang enggan melakukannya. Sebagian orang mungkin sungkan atau malu untuk bertanya, tapi kebanyakan enggan dan malas bertanya karena mengganggap diri sudah paham alias "sok tahu".

Berkaca dari hal ini, saya teringat satu kasus yang cukup heboh di media sosial Facebook beberapa waktu silam. Itu lho, ada wisatawan yang kena “tonjok” harga saat makan di warung tepi pantai Anyer. Entah hoax atau fakta, yang jelas kasus ini membuat banyak wisatawan harus ekstra waspada untuk bertanya soal harga. Bagaimana tidak?
Kamu pasti enggak mau total tagihan yang kurang masuk akal untuk nasi putih, ayam bakar dan tumis kangkung mencapai Rp 1.000.000. Meski kamu mampu membayar, uang segitu merupakan nominal yang cukup besar untuk ditanggung akibat segan bertanya soal tarif menu.

Tarif Makan MAHAL di Anyer Jadi Pergunjingan Media Sosial - http://goo.gl/w2QiJQ via Tribunnews.com
Posted by Tribunnews.com on Saturday, September 6, 2014

Ilustrasi: jalan sepi
Itu hanya salah satu contoh akibat segan bertanya yang membuat kamu rugi dompet. Kerugian waktu dan BBM karena segan bertanya arah juga pernah saya dan suami alami. Efek nyata dari “mau bertanya nggak sesat di jalan” ini berawal dari cerita perjalanan mudik Lebaran tahun 2014. Kami sekeluarga sedang dalam perjalanan mudik Lebaran dari Malang ke Bondowoso via Lumajang. Suami memilih berangkat di malam hari untuk menghindari keramaian lalu lintas mudik Lebaran yang sudah jadi langganan macet kalau siang hari.

Roda mobil terus melaju hingga pertigaan Kunir, kira-kira jam 02.00 dini hari. Tanpa pikir panjang, suami langsung mengambil arah lurus memasuki sebuah gapura besar. Beberapa menit berlalu, rumah-rumah penduduk yang sudah terkunci rapat masih terlihat berjajar rapi. Semakin memasuki jalan itu, suasana makin senyap dan kondisi persawahan terhampar nyata dipagari pohon kelapa menjulang seperti barisan raksasa troll. Keadaan gulita membuat jantung makin berdebar dan imajinasi liar memikirkan yang tidak-tidak. Bagaimana kalau kami masuk ke warmhole atau blackhole? Sebuah dimensi Interstellar yang berbeda ruang dan waktu. Nah lho, imajinasi makin liar. Hiii... merinding, saya terus banyak berdoa dalam hati.

Ilustrasi: blackhole (lorong waktu)

Ilustrasi: jalan gelap
Degup jantung yang sudah tak karuan membuat saya sontak menegur suami untuk menghentikan laju mobil. “Ayah, berhenti dulu. Kita balik arah saja!” Alih-alih merasa takut, suami malah meneruskan laju kendaraan perlahan-lahan melewati jalanan berlumpur yang orang Jawa bilang seperti “dalan kebo” (jalanan persawahan yang biasa dilalui kerbau). Kami paksakan kendaraan terus melaju menerabas persawahan demi mendapati pemukiman penduduk yang masih “melek” di tengah malam. Mujur, doa saya rupanya terkabul. Dari kejauhan tampak dua orang lelaki sedang berdiri di kegelapan. Oke, saya terus berdoa semoga mereka berdua adalah “orang” bukan makhluk jadi-jadian. Hehehe... :D

Bergegas, suami saya turun dari mobil untuk menghampiri salah satu bapak. Dengan bahasa Madura yang fasih, suami saya mencoba bertanya arah agar mendapat sedikit pencerahan dari situasi ini. Ternyata, ketika di pertigaan Kunir, seharusnya kami jangan lurus, namun membelok ke arah kiri menuju kota. Yaa... namanya kondisi gelap, papan petunjuk arah tidak terlihat. Begitu juga GPS tak bisa diandalkan sewaktu koneksi kurang bagus. Syukurlah, masih ada bapak-bapak tadi yang memberi petunjuk hingga kami bisa kembali ke jalan raya, walau harus melewati jalanan mencekam di malam hari.

Rupanya, prinsip “mau bertanya nggak sesat di jalan” sangat pas menjadi pedoman hidup bagi setiap orang. Jangan segan untuk mencari tahu informasi apa saja yang kamu butuhkan. Ini berlaku dalam segala hal. Tidak hanya untuk sekadar bertanya arah pada masyarakat lokal, tapi juga bertanya untuk membuka wawasan lebih luas. Apalagi, di era modernitas dan digital seperti sekarang, kamu bisa mendapat informasi secara cepat dan efisien melalui akses Internet. Internet hari ini tak bisa lepas dari kedahsyatan media sosial seperti Twitter. Menariknya, ada satu bank di tanah air yang memanfaatkan layanan berbasis online secara maksimal. Adalah Bank BNI. Dalam akun Twitter @BNI46, Bank BNI berusaha menjadikan Twitter sebagai media tanya jawab langsung dengan nasabah. Cukup menyertakan hashtag #AskBNI, kamu bisa mendapat jawaban secara “Real Time”. Tak jarang, dalam akun ini para nasabah turut berpartisipasi dengan bertukar informasi, berbagi pendapat atau bahkan saling memberi tahu seputar layanan BNI jika ada Tweeps yang kebingungan. Hebatnya lagi, hampir setiap akhir pekan @BNI46 bagi-bagi hadiah melalui pertanyaan kuis. After all, it’s absolutely FREE!!! Hitung-hitung, bisa jadi alternatif kalau kamu tidak mau telepon BNI Call 1500046, kan?





BNI Twitter #Hashtag
Cara menggunakan BNI Twitter #Hashtag : #AskBNI

1. Follow Twitter @BNI46
2. Untuk info penggunaan, kirim Direct Message ke Twitter @BNI46 ketik #AskBNI. Akan ada reply via DM informasi cara penggunaannya.
3. Cara Penggunaan : (Kirim Direct Message) #Promo (spasi) #[Keyword] coontoh:
a. #Promo #Hotel
b. #Promo #Travel
c. #Promo #eCommerce

Untuk mengetahui semua Keyword Promo kirim DM, ketik: #HelpPromo
#AskBNI (spasi) #[Keyword] contoh:
a. #AskBNI #Taplus
b. #AskBNI #TaplusBisnis
c. #AskBNI #DebitCard

Untuk mengetahui semua Keyword #AskBNI kirim DM, ketik: #HelpBNI

So, jangan segan bertanya kalau tidak mau sesat di jalan atau bahkan jadi tipe orang “sok tahu”. Paling tidak, gara-gara pengalaman "mau bertanya nggak sesat di jalan" itu, kami sekarang punya jalur alternatif kalau terjadi kemacetan di jalur utama Malang-Lumajang.

"He who asks a question is a fool for five minutes, but he who does not ask a question remains a fool forever."

Masih segan bertanya, guys? Enggak dong ya... (Jenk Dhetea)

0 komentar:

Post a Comment

Jenk, Tuan ..
Terimakasih ya

 

Jenk Dhetea Template by Ipietoon Cute Blog Design